Orang bijak bilang kalau
sebaiknya kita makan untuk hidup. Tapi kalau aku merenungkan apa yang sudah aku
lakukan selama ini, kayaknya aku lebih menerapkan “hidup untuk makan”. Ya
gimana nggak hidup untuk makan, sih. Sebelum aku terlelap tidur, yang aku
pikirin adalah makanan apa yang pengen aku makan besok atau tempat makan apa yang
pengen aku datangi.
Walau aku sering mikirin makan, makanan yang
biasa aku konsumsi sebenarnya nggak terlalu bervariasi. Ada beberapa jenis
makanan yang nggak bisa aku konsumsi karena alergi dan nggak doyan. Karena
itulah aku biasa berada di zona nyaman ketika memilih makanan. Pengen sesekali
aku coba-coba eksperimen untuk makan makanan baru. Cuman aku takut makanannya nggak
habis. Dan jujur, aku selalu merasa bersalah ketika aku nggak bisa ngehabisin
makanan. Mungkin karena faktor sugesti dari ortu yang bilang, “Kalo makanan
nggak dihabisin ntar nangis, lho.” dan sugestinya terbawa sampai sekarang.
Tapi setelah aku bertambah
dewasa, aku akhirnya tahu bahwa sebenarnya makanan itu nggak menangis kalo
nggak dihabisin. Tapi kita yang menangis.
Kok iso?
Ternyata sisa makanan itu
berakibat pada perubahan iklim!
Tuh, nangis, kan?
Sadar, nggak, kalo akhir-akhir
ini cuaca ekstrem banyak terjadi? Atau suhu tambah panas? Nah, hati-hati, itu
merupakan gejala dari perubahan iklim. Perubahan iklim adalah terjadinya
perubahan kondisi atmosfer, seperti suhu dan cuaca, yang menyebabkan suatu
kondisi cuaca yang tidak menentu dan berakibat pada perubahan pola iklim. Dari
segala faktor yang mempercepat perubahan iklim, sektor pertanian justru menjadi
pendorong utama perubahan iklim. Lebih dari 20 persen emisi gas rumah kaca
global secara keseluruhan pada 2010 disumbangkan dari sektor ini. Di seluruh dunia, makanan sisa menghasilkan 3,3 miliar ton gas CO2 ataupun yang setaranya ke atmosfer. Itu artinya
limbah makanan yang kita sisakan juga turut menyumbangkan emisi gas rumah kaca.
Berdasarkan National Geographic,
jumlah makanan yang dibuang oleh manusia diperkirakan dapat mencapai selangit makanan.
Bayangin aja gimana penuhnya langit dengan makanan yang mencapai lebih dari 1,4
milyar ton per tahun. 400 juta ton lebih berat dari Gunung Fuji di Jepang yang
tingginya 2,3 mil di atas permukaan laut. Cukup banget buat memberi makan umat
manusia sedunia.
Perubahan iklim ini pastinya akan
berdampak terhadap cuaca. Seperti adanya cuaca ekstrem, hujan es, ataupun badai
siklon. Kalau bencana alam terjadi, kerugian juga kita yang nanggung. Kalau ada
banjir, mobilitas kita pasti terganggu. Kalau ada badai, bangunan-bangunan bisa
roboh. Dan segala macam kerugian lainnya.
Untuk itu penting banget, lho,
buat mencegah dampak dari perubahan iklim ini. Dimulai dari hal-hal kecil seperti
menghabiskan makanan tadi. Kalau dipikir-pikir sayang banget kalo udah dikasih
rezeki berupa makanan malah nggak dihabisin. Jadi, di sini aku akan memaparkan
tips untuk tidak menyisakan makanan berdasarkan pengalamanku sendiri:
1.
Makan saat lapar
Ini udah paling efektif. Biasanya
kita paling semangat buat menghabiskan makanan kalo lagi laper. Nggak peduli
itu makanan keasinan, hambar, atau kebanyakan bumbu, kalo laper biasanya tetep
habis. Nggak direkomendasikan makan banyak kalo udah kenyang
2. Ambil
makanan seperlunya
Terutama kalo makan masakan rumah
atau prasmanan. Mumpung kita bisa ngira-ngira berapa porsi makan kita,
sebaiknya kita ambil makanan sesuai dengan porsi yang bisa kita habisin.
3.
Berada di zona nyaman
Emang, sih, kita pasti pengen
banget nyoba makanan baru. Tapi kita juga harus mengira-ngira, nih, makanan
baru yang kayak gimana yang cocok sama lidah kita. Bisa dengan minta testimoni
dari temen yang emang pernah makan makanan itu. Kalau nggak, sebaiknya di zona
aman aja. Makan makanan yang emang kita doyan dan bisa kita habiskan.
4.
Cari yang kadaluwarsanya lama
Ini kalau nyari makanan kemasan. Ada
baiknya kita cermati dulu tanggal kadaluwarsa dari makanan tersebut. Usahakan
nyari yang kadaluwarsanya lama biar nyetoknya juga bisa beberapa hari dan
kemungkinan buat ngehabisin makannya lebih gede.
5.
Minta bantuan orang lain
Dan kalo emang makanan itu nggak
habis juga, ya udah, panggil bantuan. Siapa, sih, yang nggak mau dapat makan
gratis? Hehehe.
Jadi, dengan menghabiskan
makanan, kita bisa ikut berkontribusi untuk mencegah perubahan iklim. Jangan
sampai pas kita udah kena dampaknya baru kita nangis.
Apakah kamu punya tips lain buat
ngehabisin makanan? Sok atuh komen aja~
Jangan Sampai Nangis Gara-Gara Makanan!
Reviewed by Audi
on
November 25, 2017
Rating:

akupun tong sampah untuk anakku jd badanku besar sangking doyannya makan :)
BalasHapusyang penting makannya nggak mubazir mbak (y)
HapusAku suka banget makan tapi gak bisa gemuk-gemuk. Hehehe...
BalasHapustrus aku ngiri. oke.
Hapuskalau ada makanan nggak habis di rumah sama ibuk selalu dikasiin ke ayam-ayam peliharaan
BalasHapussiip biar ayamnya gemuk dan bisa dimakan nanti.... :D
Hapus