![]() |
Sumber: SM Entertainment |
Senin, 18 Desember 2018 sekitar pukul 17.30, aku curi-curi kesempatan buat liat hp di sela agenda latihan rutin yang diadakan oleh organisasi kampus yang aku ikuti. Perhatianku tertuju pada notif salah satu OA Line.
[BREAKING NEWS] Jonghyun Shinee Meninggal Dunia
Awalnya aku berharap kalau notif itu cuman dari akun kurang ajar yang haus akan klik. Tapi akun yang menyebar itu aku kenal sebagai akun yang kredibel sehingga bisa dipastikan berita yang mereka sebar bisa dipercayai kebenarannya.
Setelah aku membaca berita itu sampai tuntas, aku masih nggak percaya. Aku sampai nanya ke beberapa teman yang saat itu juga mengikuti latihan rutin. Mereka ternyata masih pada belum nyadar bahwa saat itu dunia Kpop sedang bergejolak. Sampai setelah banyaknya berita yang muncul, banyaknya postingan yang mengungkapkan belasungkawa, dan klarifikasi dari pihak-pihak terkait, maka saat itulah kami menyadari bahwa Jonghyun Shinee telah tiada.
Aku bukan Shawol, penggemar Shinee. Aku juga bukan orang yang tahu banget soal Jonghyun. Yang aku tahu Jonghyun adalah talented singer, main vocal Shinee yang suaranya bagus, dan banyak menulis lagu. Shinee juga merupakan grup idol favoritnya Hoshi Seventeen. Di Kpop sendiri Shinee udah jadi senior group sehingga kepergian Jonghyun Shinee bisa dibilang suatu kehilangan yang amat dalam bagi para penggemar Kpop.
Kemarin sampai saat aku menulis ini, perasaanku masih campur aduk dengan rasa sedih yang mendominasi. Apalagi saat aku membaca latar belakang dari meninggalnya Jonghyun.
Suicide.
Depression.
Sampai akhirnya aku menangis. Lebih karena aku bisa relate sama keadaan Jonghyun.
Banyak orang yang heran. "Jonghyun, kan, udah sukses, terkenal, banyak duit, dan dicintai banyak orang. Tapi, kok, malah bunuh diri?"
Aku anggap orang yang nanya ini adalah orang paling bahagia di dunia karena nggak pernah merasa depresi. Mungkin mereka nggak pernah ngerasain gimana rasanya berada pada titik terendah dalam hidup. Dari hal yang pernah aku alami, depresi itu sering muncul karena ada perasaan "sendiri". Sendiri ini dalam artian bahwa kita punya masalah dan kita nggak yakin orang lain akan ngerti masalah kita. Sering masalah yang kita alami itu dianggap sepele atau dibilang, "Halah, gitu doang dipermasalahin." sehingga kita jadi enggan buat berbagi. Sampai akhirnya kita akan berpikiran bahwa nggak ada orang yang benar-benar peduli sama kita. Kehadiran kita itu tidak berharga. Lalu terpikirlah sebuah jalan: bunuh diri.
Masih mending kalo cuman heran soal alasan bunuh dirinya. Yang kurang ajar itu kalau udah ngejadiin kabar ini sebagai candaan. Atau malah mengutuk perbuatan bunuh dirinya tanpa mau memahami individunya. Sadar, nggak, sih, orang-orang ini kalo perkataan mereka itu justru yang makin memacu depresinya orang? Emang, sih, mereka bilang bunuh diri itu masuk neraka. Tapi seandainya yang bunuh diri itu makin mantap karena kata-kata mereka, bukannya malah mereka yang menjadi pembunuh sebenarnya? Aku nggak mau judge lebih lanjut. Intinya, warganet kita masih banyak yang nggak punya simpati terhadap orang yang melakukan bunuh diri.
Ketika kabar Jonghyun ini beredar, bahkan ada akun meme yang bilang "Ribuan manusia dibunuh di Palestina, mereka diam. Satu plastik bunuh diri, mereka menangis." Like, hell-o, udah mah nggak ngehargain nyawa orang, orangnya itu disebut plastik pula. Hati nuraninya ke mana, ya? Kita nggak mau memandang dia itu orang mana, agamanya apa, dan lain hal. Kita sama-sama manusia, lho. Trus juga adminnya nyindir fans Kpop seakan fans Kpop itu cuman nangisin kepergian oppa doang. Siapa tau, kan, di antara fans tadi ternyata ada yang nyumbang jutaan rupiah buat Palestina tapi nggak mau ditunjukin karena takut riya. Trus adminnya udah ngapain, ya? Itu, sih.
Kalo mau positive thinking sama admin meme itu, mungkin dia cuman heran aja kenapa fans Kpop bisa sayang banget sama artisnya. Iya, nggak?
Di sini aku pengen jawab. Berdasarkan pengalamanku, ya.
Kenapa aku suka Kpop?
Because they heal my brokenhearted.
Beberapa kali dari tulisanku di blog ini, aku pernah ngasih clue tentang awal mula aku suka Seventeen. Aku nggak mau membeberkan cerita lengkapnya. Tapi itu muncul karena aku memiliki suatu masalah. Kemudian aku banyak mencari pelarian sampai pada suatu hari aku dipertemukan dengan lagu Mansae.
Mungkin bagi orang lain video dan musiknya biasa aja. Tapi buat aku, entah kenapa setelah itu aku merasa lebih fresh. Aku merasa akhirnya menemukan sesuatu yang berwarna dalam hari-hariku yang biasanya gloomy. Entah kenapa ngeliat Seventeen begitu semangatnya ketika mereka menyampaikan karya-karyanya bikin aku bersemangat juga. Seventeen juga yang ngebuka wawasanku serta pemikiranku. Aku akui sejak aku suka Seventeen, mood swing-ku udah berkurang parahnya. Dari yang biasanya bad mood harus bawa-bawa teman jadi bad mood juga, kini aku bisa ngerasa bad mood tanpa harus melibatkan orang lain. Kalaupun melibatkan orang, ya, udah jarang banget mereka ngeliat sisi monster-nya Audi. Bahkan udah nggak pernah lagi. Yap, pokoknya banyak hal positif yang aku rasakan setelah memutuskan buat jadi fans Seventeen.
That's why I feel so attached to them. Kpop makes me feel alive. Aku nggak peduli mereka dibilang plastik atau apalah, toh mereka tetap sukses dan banyak fans, kok. Di sini kadang banyak yang bukan fans Kpop yang nggak bisa relate. Kalo sekadar nggak bisa relate dan diam aja, mah, gapapa. Nah, ini mencemooh. Kayak akun meme tadi. Padahal kita menyukai sesuatu pasti ada latar belakangnya, kan.
Yang bikin aku terharu, ternyata banyak yang punya alasan seperti aku, bahwa Kpop dapat menyembuhkan mereka. Seperti di tweet ini:
Little did you know, kpop artists helped million people from comitting suicide, depression,distress,mental illness and much more.— 🌹 FOR JONGHYUN (@joyxvii_) December 19, 2017
Don't question why we all too attached to them.Some of us may say that kpop gave us the second chance to live.
One of them is me#RosesForJonghyun
Namun aku tetap sedih. Meskipun artis Kpop hadir untuk menghibur, kita sendiri nggak tau apa yang sebenarnya mereka rasakan di balik layar. Untuk kasus Jonghyun sendiri, yang aku tangkap adalah dia ngerasa karya-karyanya nggak dihargai. Aku berandai-andai jika saja ada satu aja orang yang berada di sampingnya ketika dia merasa down trus dia bilang, "Karyamu keren banget, lho! Banyak yang menanti karya kamu berikutnya." apakah takdir akan bisa berubah?
Tetap saja, semua sudah berlalu. Jonghyun Shinee sudah beristirahat dengan tenang. Setelah kejadian Jonghyun ini, ada akun yang ngasih alarm bahwa banyak seleb Kpop yang ngasih clue mengenai rasa depresi mereka. Jadi artis emang banyak banget tekanannya. Nggak peduli udah seterkenal apa atau sekaya apa.
Dengan melihat banyaknya kasus depresi berujung bunuh diri, masihkah kita tega buat menjatuhkan mereka dengan kata-kata kita?
Untuk itu, penting banget buat menghargai kehadiran siapapun dalam hidup kita. Jangan sampai mereka merasa sia-sia dalam menjalani hidupnya. Jangan sampai kata-kata kita menjadi pemicu kepergian mereka. Jika mereka memiliki masalah, jangan sampai mereka ditinggal sendiri. Yuk, jadi pendengar yang baik!
![]() |
#RosesForJonghyun |
Maaf jika tulisannya emosional.
Sebuah Postingan yang Ditulis karena Jonghyun Shinee
Reviewed by Audi
on
Desember 19, 2017
Rating:

haloo kak aku suka banget baca tulisan kakak gatau kenapa. dan ini aku setuju banget. kakak panutanQ ^^
BalasHapushalo elvita, terima kasih udah mampir yaa ^^
Hapus