Siapa,
sih, manusia di dunia ini yang nggak kenal dengan Amerika Serikat atau kerennya
disebut USA? Negara adidaya ini selain terkenal dengan dolar dan Hollywood-nya
juga menjadi salah satu tempat yang paling diimpi-impikan para lulusan SMA di
seluruh dunia untuk menimba ilmu. Nama-nama seperti Harvard University, MIT,
maupun Colombia University sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga kita,
terutama bagi para pemburu beasiswa.
Kali
ini, aku pengen ngajak kalian untuk bersilaturahmi dengan salah satu temanku
yang sukses ngebikin envy satu sekolah gara-gara keberhasilannya masuk salah
satu universitas top dunia. Namanya kayaknya udah sering banget aku sebutin di
sini sampai-sampai si empunya nama aja pas nge-googling nama dia sendiri malah
dipertemukan dengan blog aku. Yup, Rhogerry Deshycka, si Anak Baliho!
Btw,
kenapa aku bisa nyebutin bocah asli Padang ini sebagai Anak Baliho?
Soalnya
wajahnya eksis banget di baliho depan sekolah. Jadi, setiap kalian lewat depan
sekolahku, kalian nggak bakalan nggak
ngeliat mukanya.
![]() |
Jegejeng~~ |
Kok
dia bisa eksis di baliho?
Ini
nih penyebabnya….
Setelah
berita ini tersebar, timeline Twitter langsung heboh dengan ucapan “Selamat”,
“Congrats”, retweet-an berita soal anak ini, serta tak lupa pula pernyataan
“Aku bangga jadi alumni Pribadi Bandung”. Ya wajarlah. Siapa sih yang ngga
bangga punya teman yang bisa ngebanggain Indonesia? Tahun sebelumnya, dia juga meraih medali perak di ajang yang sama.
![]() |
Gerry sama Galih. Pas baru pulang dari Swiss. Medalinya masih seger. |
![]() |
Adek-adek kelas yang ngejemput Gerry di bandara |
Dengan
prestasi yang keren seperti itu, maka cocok aja kalo Gerry bisa keterima di
Massachusetts Institute of Technology
atau biasa disingkat jadi MIT yang terletak di Cambridge, Massachusetts,
Amerika Serikat. Berdasarkan ranking QS, MIT ini universitas terbaik di dunia,
lho!
Sumber: www.topuniversities.com |
Beruntungnya
lagi, nih, dia bisa melanglangbuana ke Amrik berkat keberhasilannya meraih
beasiswa dari MIT dan Dikti. Beasiswa full. Asrama tersedia, uang saku tersedia
juga. Jadi, dia tinggal kuliah doang di sana.
Lantas,
bagaimanakah kehidupan sehari-harinya di negara Obama ini?
Pada
suatu hari, Gerry lagi pusing-pusingnya dengan PR Kalkulus. Untuk mengalihkan
rasa pusingnya, dia ngechat random anak-anak yang lagi OL di Facebook. Naaah, kebetulan
aku lagi OL saat itu juga dan aku pun jadi salah seorang yang ketiban
curhatannya. Kesempatan ini aku
manfaatkan buat tanya-tanya.
Di
balik rasa pusingnya akan kalkulus, ternyata dia menjalani hari-hari yang
lumayan rame di sana. Rame party, rame ngegame, rame di kelas, pokoknya serba
rame, lah! Dia bertemu dengan bermacam-macam suku bangsa di dunia. Tak hanya
orang asli US saja, tetapi juga orang Tunisia, Pakistan, Mesir, Amerika Latin,
Inggris, Swiss, China, Korsel, Filipina, Jepang, dan lain-lain, meskipun
jumlah mahasiswa asing ini tidak lebih dari 200 orang. Sedangkan orang
Indonesia sendiri hanya sedikit yang ada di sana. Gerry aja satu-satunya orang
Indonesia yang di MIT tahun ini. Di atasnya lagi ada sekitar 8 orang yang
tercatat sebagai mahasiswa aktif. Waah, dikit yaaa.
Yang aku
salut, nih, meski rumahnya dengan tempatnya menuntut ilmu berjarak luar biasa,
tetapi dia mengaku (ngakunya loh ya) nggak pernah homesick. Soalnya sering
nge-skype. Yang dia keluhkan malah capek dan pelajaran di MIT yang lebih susah.
Di tahun pertama, dia masih belum memilih jurusan. Pelajaran yang dia pelajari pun jenis-jenis
kalkulus, kimia, fisika, dan teman-temannya. Tahun berikutnya baru bisa milih jurusan. Rencananya, dia bakal
ngambil Bioengineering.
Di tengah
kesibukannya, dia tak lupa menyempatkan diri untuk beribadah. Apalagi di MIT
ada disediakan mushola di tengah kampus. Ibadahnya pun lebih mudah. Aku juga
sempat menanyakan soal kegiatannya ketika Idul Adha di Amerika. Katanya, “Rame,
kok. Aku sholat iednya di Boston, tepatnya di sebuah GOR gitu. Trus pas Qurban
kami barbeque-an di MIT. Soalnya di sini ada Muslim Student Association. Jadi
Muslim di sini fine-fine aja, kok! Lifestyle-nya juga biasa aja, nggak selebay
di film.”
![]() |
Gerry sama temannya orang Kazakhstan |
![]() |
Pas jalan ke Harvard |
![]() |
Ini pas lagi di Swiss, sih. Tapi sumpah yang ini cakep, hehehehe |
Ckckck, mendengar ceritanya yang seperti ini, rasanya enak
banget, ya, di Amerika. Namun, kita selalu berharap agar sobat kita yang satu
ini, serta sobat-sobat lain yang sejenis, tetep tidak melupakan tanah air dan
akan kembali buat membangun Indonesia. Kita juga harus menghargai mereka, nih.
Jangan sampai sumber daya manusia secemerlang ini disia-siakan. Doakan yang terbaik
buat Indonesia!
Yang mau kuliah di Amerika juga nggak usah ragu-ragu buat tanya ke Gerry, ya!
Ucapan terima kasih:
Rhogerry Deshycka, serta teman-teman FB-nya yang udah ngetag
foto Gerry
Pak Dzikri Rahmat Romadhon, atas foto-fotonya
P.S.
pasti habis ini aku langsung dibilang "stalker" lagi sama yang bersangkutan -___-
Kabar dari Cambridge
Reviewed by Audi
on
November 21, 2013
Rating:

Subhanallah, ternyata ada juga (memang banyak sih) pelajar yang prestasinya menakjubkan gitu!
BalasHapusAudia kada umpat kah ke amrik? hehe.. Mun km tulak ulun umpat lah ^_^
BalasHapuskada mon ae hehe, kaina ae nah amun baisi duit bajalanan ja
Hapus